Bus Jalan, Hak Pekerja Ambyar: Kisah di Balik Kecelakaan yang Bikin Semua Geleng-Geleng
Kecelakaan Tragis Buka Borok Industri Transportasi
Sebuah kecelakaan bus yang deadly memang tragis, tapi yang lebih tragis adalah kenyataan pahit yang terkuak setelahnya. Alih-alih fokus pada perbaikan rem atau jalan berlubang, investigasi justru https://dryogipatelpi.com/ menemukan fakta mencengangkan: banyak perusahaan bus ternyata doyan melanggar aturan ketenagakerjaan. Lah, ini perusahaan transportasi atau tempat gladi resik eksploitasi buruh?
Sopir Lelah, Penumpang Gelisah
Bayangin, sopir bus yang harusnya jadi pahlawan jalanan malah dijadikan robotic beroda. Mereka dipaksa kerja belasan jam tanpa cukup istirahat. Udah gitu, libur? Lupa itu kata. Gaji? Seringnya kayak tanggal tua – kosong melompong.
Investigasi pemerintah menemukan banyak sopir yang kerja lebih dari 14 jam sehari, tanpa waktu istirahat yang layak. Dan ketika ditanya alasan perusahaan, jawabannya selalu klise, “Kami sedang kekurangan sopir.” Hadeh, kekurangan sopir tapi juga kekurangan hati nurani.
Perusahaan Bus: Raja Jalanan, Ratu Pelanggaran
Beberapa perusahaan besar yang menguasai trayek antar kota justru menjadi raja pelanggaran. Mulai dari tidak memberikan kontrak kerja resmi, tak membayar lembur, sampai tak menyediakan asuransi kesehatan bagi pegawai.
“Kalau sakit ya minum tolak angin aja, Bang,” celetuk salah satu sopir yang diwawancara dengan wajah pasrah dan kantong mata selevel gorong-gorong.
Mirisnya, banyak pengemudi dan kru bus yang memilih diam karena takut kehilangan pekerjaan. Jadi ya, terpaksa senyum sambil mikir besok makan apa, bukannya mikir destinasi penumpang.
Audit Dadakan, Kagetnya Kebangetan
Setelah kecelakaan yang viral itu, barulah pemerintah turun tangan. Sejumlah perusahaan bus disidak dan… BOOM! Ketahuan banyak yang mencantumkan jam kerja fiktif dan memalsukan catatan lembur. Duh, ini mah bukan administrasi – ini sulap!
Padahal, keselamatan di jalan bukan cuma soal kecepatan dan rem pakem, tapi juga soal kondisi fisik dan psychological sopir. Kalau sopir udah kayak zombie ngantuk, ya jangan salahkan kalau bus jadi ugal-ugalan.
Mau Sampai Tujuan atau Sampai Kapan?
Kecelakaan ini semoga jadi tamparan keras (kalau bisa bukan pakai stir) buat para pemilik perusahaan bus. Mau untung gede silakan, tapi jangan dengan mengorbankan nyawa pekerja dan penumpang.
Penumpang juga harus kritis. Jangan cuma lihat bus dari luar yang kinclong dan AC dingin. Tanya juga: sopirnya cukup tidur nggak? Jangan-jangan baru selesai narik semalam.
Intinya, keselamatan itu bukan hanya soal kendaraan, tapi soal manusia yang mengoperasikannya. Dan selama hak pekerja masih disepelekan, kita semua cuma penumpang dalam sistem yang kebablasan.
Recent Comments